“Oweeee…Oweeee…Oweeee”tepat tanggal
05 mei 1992 terdengar tangisan bayi perempuan yang lucu dan menggemaskan dengan
berat 3,8 kg, dimana memiliki warna kulit yang dapat di bilang sexy utuk para
kaum laki-laki yaitu sawo matang sebut sajalah aku “ANGGRAINI” . Nama yang
singkat tapi memiliki sejarah yang indah, nama anggraini di berikan oleh
seorang Raden Mas dari kerajaan kraton yang ada di Yogyakarta, dialah pakde ku.
Mamah menyetujui nama tersebut karena, Katanya pada jaman dulu banget nama itu
unuk seorang putri di kerjaan ambasari, ia memiliki paras cantik, soleha, dan
ramah pada semua orang maka dari itu mamah ingin akupun memiliki sifat yang
seperti itu. Nama anggraini pun disingkat menjadi Anggi, itulah sebutan
orang-orang yang ada di sekitar ku. Ketika aku lahir papah tidak ada di samping
mamah, dia bekerja sebagai Pelaut di perusahaan luar negeri.
4 tahun kemudian berlangsung, akupun
beranjak mulai tumbuh besar. Aku di sekolahkan di anak cerdas dan sehat kalo bisa
di bilang itu sama dengan PLAY GROUP, menurut orang-orang di sekitar aku, aku
tumbuh menjadi anak yang genit, karna
siapa pun anak laki-laki yang umurnya di atasku pasti aku langsung deketin.
Mamah sering kali di panggil di yayasan tersebut, karna ulah ku yang sering
menangisi anak lain dan mengerjainya. Aku pun termasuk anak yang sering
berbohong, karena di umur ku yang masi dibilang lagi lucu-lucunya dan polos, aku
sering membodohi penjaga warung yang ada di dekat rumah ku dengan hanya berkata
“ nanti di bayar sama mamah” aku pun bebas megambil barang apa pun yang aku
suka di warung itu.
Daerah rumah ku termasuk perumahan
BTN yang rumah nya saling berhadapan. Disini ada tetanggaku, yang menurutku
lumayan kece untuk anak umur 4 tahun sebut saja namanya “Mas Yudo” dia adalah
anak laki-laki, dari tetangga sebelah rumah ku yang baru saja memasuki Sekolah
dasar. Setiap pagi, aku tidak lupa selalu menggodanya dengan memasang wajah
genit kepadanya (bayangkan anka umur 4
tahun berperilaku seprti itu…hehehhe). Mas yudo selalu terlihat cool di depan
ku, kalo bias dibilang sepertinya dia tidak memperdulikan godaan anak umur
4tahun seperti aku.
1tahun pun berlangsung dengan cepat,
akhirnya aku masuk Tk (taman Kanak-kanak). Aku di daftar kan di TK Mekar melati
yag tak jauh dari rumah. Hari pertama aku masuk sekolah pun tiba, aku didandani
mamah dengan seragam sekolah, sepatu Fantovel dan rambut ku di kuncir dua
dengan rapih. Ketika di sekolah aku merasa seperti tidak memiliki teman, karna
mamah langsung meninggalkan aku sesampainya ia mengantar. Aku dipasangkan dalam
satu meja oleh seorang anak laki-laki seumuranku. Di dalam kelas aku sering
menggigit dan membuatnya menangis hingga terkencing-kencing di celana.
Yah…kejadian itu menurut mamah sudah sering ia dengar, oleh guru-guru yang
sering memanggilnya ke sekolah. Tapi mamah yang sabar selalu menasehati ku
dengan lemah lembut, walaupun sejarah dari nama yang telah di berikan bertolak
belakang dengan sifat yang aku miliki. Disekolah, aku mungkin bandel dan tidak
bias diatur oleh para guru, tapi aku merupakn sesosok murid yang menonjol dalam
pelajaran dan lomba-lomba yang sering di adakan di TK sampai aku lulus dan
memasuki Sekolah Dasar.
Di Sekolah Dasar (SD) aku mulai mau
bergaul dan memiliki teman. Di sekolah aku di bilang sebagai anak perempuan
yang manis tapi galak. Aku di sukai para guru yang sekolah ku sekarang ini,
berbeda ketika ku di taman kanak-kanak merka selalu menyerah dalm menghadapi
ku. Ketika aku duduk di kelas 3SD aku mengikuti lomba cerdas cermat se jawa
barat dan Alhamdulillah aku juara 3. Aku jadi kembanggaan di sekolah selain aku
ikut lomba cerdas cermat aku juga mengikuti lomba tari jaepong dan lebih membahagiakannya
lagi aku menang juara 1. Di dalam kesuksesan ku wktu duduk di kelas 3, bnyak
orang-orang yang berfikir aku menyuap panitia lomba yang pernah aku ikuti. Tapi
namanya anak kecil tidak terlalu memperdulikan perkataan orang lain. Seiring
berjalannya waktu aku sampai ke kelas 6 SD, saat itu aku mulai menyukai lawan
jenis ku, lebih dari seperti biasanya hanya suka-sukaan. Aku selalu bermain dan
mengerjakan tugas bersamanya, subut sja namanya “dimas”. Dimas merupakan anak
dari teman mamah semasa mamah masi tinggal di Jakarta yang tak sengaja pindah
ke bekasi dan menetap disini. ia disekolahkan disekolah yang sama olehku, ia
pindah ke Sekolah Dasar Wanasari 08 ini ketika aku masi duduk di kelas 5 SD,
seiring berjalanya waktu aku pun menyukainya.
Di kelas 6 ini, aku merasa mulai
bergejolak rasa yang sama seperti aku mengagumi tetanggaku mas yudo. Tapi ini
jauh berbeda, karena sepertinya dimas pun merasakan hal yang sama. Di kelas 6
ini aku juga mempunyai geng para gadis yang aku bentuk ketika aku duduk di
kelas 3. Kami sekelas di kelas 6 ini, selain bermain bersama dimas aku selalu
bermain dengan sahabat-sahabat ku. ketika aku bercerita aku menyukai Dimas
ternyata salah satu dari sahabat ku ada yang murung dan tidak menyukai apa yang
aku ceritakan pada mereka sebut saja namanya Vika. Vika juga menyukai dimas
ujar kata sahabat ku yang lain, aku bingung bagaimana menanggapinya. Ketika aku
sedang belajar bersama dengan dimas, aku memberanikan diri untuk berbicara
padanya, bahwa salah satu dari temanku ada yang menyukainya. dimas pun hanya
terdiam, dan tak lama dia mengatakan “ gue ga suka sma dia nggi” senangnya hati
ini saat mendengar kata-kata itu. “emangnya kenapa mas?” Tanya ku penasaran.
“gpp, cuman kurang suka sama vika..hehehhe”jawabnya cengengesan. Di sekolah
bila bertemu dengan vika, ia selalu menjauhi ku, karena tidak menyukai situasi
yang seperti ini. Aku meminta dimas untuk menembak vika, agar ia mau nenjadi
pacarnya, walaupun itu hanya sebatas ia menghargai aku sebagai sahabatnya.
Selang beberapa hari dimas pun mengutarakan perasaannya ke vika, dan vika pun
menerimanya. Sedih, tidak rela, da nada sedikit rasa senang diselah-selahnya.
Sedih karena takk bias lagi terus bersama dengan dimas di benakku pun hanya
terbesit kata-kata “ udah mas yudo ga dapet, ehhh…sekarang dimas juga ga dapet”
fikir ku sejenak. Senang karena taka da lagi yang memusuhi ku.
Seiring berjalannya waktu aku mulai
masuk SMP (Sekolah Menengah Pertama), aku masuk ke smp favorit di SMPN 1
Tambun-Selatan. Aku bangga dapat di terima dengan ujian yang aku ikuti dan
hasilnya pun memuaskan. Di sekolah ini aku pernah salah bergaul, aku bergaul
dengan anak-anak orang kaya yang aku pun sulit untuk mengikuti perkembangan
mereka. Dahulu ketika masih di sekolah dasar, aku lebih senang menghabiskan
ahri luangku untuk belajar bersama shabat-sahabat ku, tapi ketika aku masuk di
SMP ini aku lebih memilih berkumpul dengan teman-teman baru dan bermain bersama
mereka. Ketika mereka bergonta-ganti HP aku pun tak mau kalah untuk memiliki
hal yang sama, sampai-sampai ung SPP untuk 6 bulan aku belikan HP terbaru pada
saat itu. Mamah dan papah tak pernah tau, uang yang telah diberikan mereka
untuk bayaran sekolah malah aku hamburkan untuk menyangi teman-teman baru ku. 6 bulan berlangsung dengan cepat dan sekolah
pun mulai memanggil kedua orang tua ku untu dating menemui wali kelas ku saat
itu. Saat bertemu di sekolah dengan kedua orang tua ku, meraka tak berkata
apa-apa dan masih bersikap sewajarnya. Aku mengikuti pelajaran dengan tenang,
ketika bel sekolah berbunyi aku pun ragu untuk pulang kerumah. Akhirnya aku
main kerumah temanku yang bernama Nurul dan bermaksud menginap di rumahnya. Di rumah nurul, aku terus di
hubungi mamah untuk segera pulang kerumah, tapi rasa takut terus menyelubungi
perasaan ku. dan ibunya nurul mulai curiga kenapa aku tidak mau pulang,
akhirnya aku bercerita dan diantarkan lah aku pulang olehnya.
Sesampainya di rumah mamah tidak
seperti yang aku bayangkan, ia hanya menangis dan memeluk ku dengan erat.
Ternyata mamah berfikir bahwa ia kurang memberikan perhatian yang lebih kepada
ku, mamah hanya berkata “anggi kalo mau apa-apa bilang aja ya sayang, jangan
seperti ini” sambil memeluk ku erat tanpa ada kata-kata yang membuat aku takut
akan dirinya. Mereka juga tidak mengurangi rasa percayanya kepada ku. aku malu
dan bersedih kenapa aku bias menjadi wanita yang liar seperti ini, tanpa bias
mengontrol hawa nafsu untuk mengikuti teman-teman yang memicu ku untuk
melakukan hal kotor seperti itu. Ke esokannya di sekolah aku sedikit demi sedikit mulai menjauhi teman-teman yang
seperti itu dan mulai kembali ke teman-teman semasa SD ku yang memang
bersekolah di sekolah yang sma hanya saja tidak satu kelas. Aku pun dengan
adanya kejadian tersebut, mulai menyadari dan harus bangkit dari ketrpurukan
diman aku harus mengukir prestasi dan membanggakan kedua orangtua ku kembali.
Setelah aku lulus dari SMP aku
mendaftar di sekolah SMAN 5 Tambun Selatan. Aku pun mengikuti ujiannya dan
mendapatkannya kembali. Di SMA sangat berbeda ketika aku di SD maupun di SMP
karena aku tidak bersam-sama lagi dengan sahabat-sahabat ku. kami berpencar
mendapatkan sekolah yang diinginkan masing-masing. Umurku pun tiap tahun
bertambah tanpa terasa, sekarang umur ku 15 tahun beranjak ke 16 tahun. Tubuh
ku pun banyak mulai perubahan yang sangat drastis dari sebelumnya, menurut
pandangan laki-laki aku lumayan cantik dan cara bicara ku pun tidak seperti
sebelumnya, aku mulai menyusuikan diri dengan apa yang aku pakai yaitu “hijab”
aku mulai yakin akan menutup aurat ku ketika aku mengalami manis asam pahit di
sekolah menengah pertama SMP. Semua orang mulai menyukai ku, dengan perkataan
yang lembut dan tertawa tidak berlebihan kepada orang lain. Di SMA ini aku
mulai memberanikan diri untuk mengenal seseorang lebih dalam. Waktu itu aku
mengikuti kontes Abang-Mpok Bekasi disana kami di pasangkan oleh lawan jenis.
Kebetulan aku dipasangkan dengan laki-laki yang satu sekolah dengan ku, sebut
saja namanya “Ayub”. Aku terpesona pada pandangan pertama ketika aku bertamu di
tempat pendaftaran tersebut. Kami saling menukar nomor handphone satu sama
lain. Semakin hari aku pun semakin dekat dengan dia, dan semakin hari rasa ini
berkembang menjadi perasaan sayang.
Di SMA aku juga mendapatkan teman
akrab yaitu “reizha” ia seorang wanita yang sedikit tomboy namun berparas
cantik. Aku mengenalkanya dengan ayub. Namun reizha tidak pernah tau bahwa aku
menyukai ayub. Saat kita bertiga sudah semakin dekat layak sahabat semestinya,
ternyata reizha memiliki perasaan yang sam dengan ayub. Aku pun terkejut merasa
telah ditusuk dari belakang oleh sahabat ku sendiri. Setiap hari aku harus
berpura-pura untuk tegar menghadapi semuanya. Suatu ketika ayub menembak ku di
telpon, namun aku menolaknya dan berniat menjodohkannya dengan reizha. Tak lama
ayub pun berpecaran dengan reizha, mereka terlihat sangat bahagia. Aku berfikir
“ taka pa tak mendapatkannya, yang penting aku menjadi pasangannya di ajang
ini” ujarku dalam hati. Dengan adanya ajang ini aku semakin dekat dengan ayub,
aku dan ayub sering berkomunikasi lewat handphone. Dis elah-selah perbincangan
ayub berkata “ anggi, w masi sayang sam lo, dang a bias di gantikan oleh
reizha” aku pun terkejut mendengar perkataaan ayub, dengan spontan aku
mematikan handphone dan menangis. Keesokan di sekolah aku tidak mau berbicara
dengan ayub maupun reizha, mereka bingung mengapa ku seperti ini. Beberapa hari
kemudian, aku mendengar ayub dan reizha putus yang disebabkan karena kedekatan
ayub terhadapku. Setelah mereka putus ayub pun mulai dekat dengan ku, aku
senang namun bingung bagaimana menanggapinya. Disatu sisi aku dibilang
“penghiyanat” oleh sahabat ku sendiri. Aku akhirnya mencoba menjalani hubungan
dengan ayub, hubungan ini hanya berlangsung 7 bulan sampai aku masuk ke
perkuliahan.
Aku masuk keperkuliahan pada tahun
2010, aku kuliah di Universitas Gunadarma. Aku mengambil jurusan Sistem
Komputer disini aku mendapatkan teman-teman yang baik. Di sini juga aku mencoba
untuk menjadi asisten lab elektronika dan computer. Alhamdulillah semua impian
itu tercapai, disini aku juga mendapatkan seseorang yang mampu membimbingku
sampai saat ini sebut saja “Zaenal” ia
adalah kekasih ku yang benar-benar menyayangiku tanpa ada tekanan harus begini
dan begitu. Kami menjalani hubungan sudah 1 tahun dan sampai sekarang. Saat ini
ia sudah lulus dari Universitas Gunadarma, setelah ia lulus ia langsung mendapatkan pekerjaan yang
layak dan setipe dengan jenjang perkuliahan yang ia ambil. Kami hanya bertemu
sabtu dan minggu dan terkadang kami bertemu hanya hari minggu. Dengan adanya ia
di dalam hidupku, aku merasa sudah memiliki semuanya. Aku memiliki keluarga
yang sangat sempurna, sahabat-sahabat yang selalu mendukung, dan kekasih yang
selalu memberi opini dan saran yang baik untuk diriku. Yang saat ini harus aku
kejar adalah prestasi yang bias membanggakan mereka semua.
By,
Anggraini, 20110847, 3KB-05
Pak Sastro #dosen Softskill (B.indonesia)
Pak Sastro #dosen Softskill (B.indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar