Jumat, 12 Oktober 2012

Sudah Tepatkah Anda Memilihkan Universitas yang Baik untuk Mereka????


             Di jaman yang sudah maju sekarang ini banyak orang tua yang memberikan jenjang yang lebih tinggi kepada anak-anak mereka. Mungkin karena, pendapatan yang bisa lebih dari cukup untuk kehidupan sehari-hari atau mungkin juga mereka berfikir anak harus lebih baik dari orang tuanya. Pada tulisan ini saya ingin mengulas, apakah setiap anak mendapatkan jurusan pendidikan yang mereka inginkan ? ternyata Tidak.

            Kebanyakan orangtua memilihkan jurusan yang menurut mereka memang baik untuk anak mereka, tapi apa yang akan terjadi apabila semua itu hanyalah Paksaan dan Ambisi orang tua?. Menurut saya (Penulis), apabila orangtua hanya mengikuti keinginannya sendiri tanpa adanya diskusi dengan anak yang akan menjalankan perKuliahan. Ia akan menyebabkan ketidakpastian setelah anak itu lulus dari jenjang perkuliahan. Anak  akan mengalami kebimbangan dengan hal yang menurut mereka tidak sesuai dengan keinginan hati. 

            
            Dalam perkuliahan pun anak akan merasa bosan dan tidak mengerti dengan materi yang telah diberikan pengajar (dosen). Sehingga besar kemungkinannya anak akan tidak mengikuti kelas atau perkuliahan yang ada. Anak akan lebih senang di tempat yang malah hanya membuat ia bisa merasa BEBAS atau mungkin anak dapat bergaul dengan orang-orang yang dapat menyesatkan mereka.

            Sebelum itu terjadi maka disini saya (penulis) memberi tips pada orangtua yang memang ingin memberi jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk anak. Pertama, sebaiknya anak ditanya terlebih dahulu jurusan apa yang mereka sukai?. Kedua, sarankan Universitas yang baik dan sesuai dengan jurusan yang mereka inginkan. Ketiga, perhatikan juga daerah tempat perkuliahan anak atu tempat pergaulan terdekat dai universitas.
           

Mahalnya Kesehatan


            Sudah beberapa hari ini saya terkena flu, karena semakin hari semakin memburuk dan terjadi sesak nafas. Kemarin akhirnya saya di bawa oleh mamah ke rumah sakit. Rumah sakit yang saya datangi cukup bergengsi di kalangan menengah keatas. Ketika saya ingin meregistrasi atau bisa disebut pendaftaran berobat jalan kami harus mengeluarkan uang sekitar Rp. 60.000,-. Sekilas saya mendengar ada seorang ibu meminta kepada kepala keuangan untuk membantunya meregistrasi anaknya yang telah di fonis terkena DBD (Demam Berdarah Dengue). Ibu itu tanpa malu bekata di depan orang banyak “ pak bantu saya, saya tidak punya uang untuk bayar ini” ujar ibu itu sambil menggendong anaknya yang sedang sakit. 


           

         Kepala keuangan Rumah Sakit tersebut hanya dapat berkata “ ibu urus daftar ini dulu nanti saya bantu”. Ibu itu pun tergesa-gesa mengisi kertas yang diberikan kepala keuangan itu. Karena aku dan mamah sudah mengurus registrasi, kami pun duduk sambil menunggu adanya panggilan dari ruangan dokter. 

Tak lama kemudian saya dan mamah di panggil dari ruangan dokter untuk melakukan pemeriksaan. Ketika pemeriksaan, saya dikatakan terkena darah rendah dan radang tengggorokan.  Beberapa menit kemudian setelah pemeriksaan kami duduk di depan loket obat untuk menebus resep yang telah di berikan dokter. Karena loket obat dekat dengan tempat registrasi berobat jalat, saya pun masih melihat adanya ibu yang tadi sebelum saya di periksa. Bayangkan apa yang akan terjadi bila anak yang di gendong anaknya itu terlambat dia atasi ?


Saran Penulis :
mungkin berobat gratis memiliki tahap-tahap dalam pengurusan registrasi, tapi bukan kah sebaiknya anak atau orang yang sakit lebih di dahulukan untuk di tangani atau di periksa dan segera di beriobat. Mungkin setelah adanya pemeriksaan oleh dokter dan di beri obat, barulah rumah sakit meminta agar keluarga yang bersangkutan untuk mengurus itu semua.

Meluasnya Bahasa Indonesia


Pesona bahasa Indonesia semakin meluas di luar cangkupan negeri tercinta kita ini. Dengan banyaknya warga asing yang datang ke Indonesia, dan mereka pun melihat ke elokkan dan keindahan negeri kita ini yang begitu mempesona dengan kekayaan alam yang masih asri di mata. Sehingga warga asing ingin mengenal lebih dalam kebudayaan bangsa Indonesia, salah satunya dengan mempelajari bahasa Indonesia. Menurut warga asing Bahasa Indonesia terdengar lucu dan unik sehingga merekapun tidak merasa bosan untuk mempelajarinya. 

Adakah terbesit bahwa bahasa Indonesia bisa menjadi salah satu bahasa resmi ASEAN ? ya, mungkin bisa karena ketua Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia pada tahun 2010 secara terbuka mengusulkan agar bahasa Indonesia menjadisalah satu bahasa resmi ASEAN. Setahun sebelumnya pun, delegasi DPR RI juga telah mengutarakan usul serupa. Indonesia pun secara resmi telah mengusulkan pada amademen statute ASEAN INTER Parliamentary Assembly (AIPA) agar bahasa Indonesia masuk dalam bahasa kerja AIPA.

            Bukti mengapa DPR RI dapat mengusulkan bahasa Indonesia agar dapat menjadi bahasa resmi ASEAN, selain bahasa Inggris. Di Vietnam, sejak tahun 2007 di pemerintahan daerah Ho Chi Minh City telah mengumumkan secara resmi bahwa bahasa Indonesia di sejajarkan dengan bahasa Inggris, Perancis, dan Jepang, sebagai bahasa kedua yang di prioritaskan disana.

Di Australia pun, bahasa Indonesia mulai banyak yang mempelajarinya. Disan mereka sangat antusias untuk belajar bahasa Indonesia. Ya, mungkin karena banyak orang Indonesia yang sering berbelanja ke negeri itu, maka mereka pun mencoba untuk menyesuaikan diri dengan bahasa Indonesia. Di Australian bahasa Indonesia menjadi bahasa terpopuler ke-empat disana.

Ini adalah bukti adanya ketertarikan warga asing untuk mempelajari bahasa Indonesia, silahkan di klik :
                http://www.youtube.com/watch?v=n2yQyzjKun0

Sumber :